Era Revolusi Industri 4.0
PERAN PEMUDA PERTANIAN DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANGSA di ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai peran yang harus dilakukan oleh insan pemuda dalam mengarungi era yang dipenuhi kemajuan di berbagai pengetahuan. Alangkah lebih baiknya kita mengetahui terlebih dahulu Apa itu era revolusi industri 4.0?
Menteri Perindustrian Airlangga Hartato pun menjelaskan apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0 serta tujuan dari adanya industri tersebut. Dalam penjelasannya, Airlangga menceritakan di balik hadirnya Industri 4.0 tersebut.
4. Memberikan advokasi-advokasi pertanian
Tren resesi dunia yang mengarah pada krisis pangan dan energi setidaknya akan menjadi peluang besar bagi tumbuhnya usaha tani atau usaha sektor pertanian. Apabila para pemuda yang memeiliki kekuatan dan semangat yang tinggi terjun ke dunia pertanian, tentunya negara ini masih punya harapan untuk melihat naiknya kesejahteraan petani Indonesia.
Dia mengatakan, sejatinya revolusi industri ini dimulai sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda. Saat itu, revolusi industri pertama hadir dalam konteks steam engine atau mesin uap.
"Kemudian revolusi industri kedua pada saat otomotif general fort mebuat line production Indonesia masih hinda-Belanda. Nah revolusi industri ketiga diawali di tahun 90-an itu dengan mulai otomatisasi dan pada waktu itu terjadi globalisasi," kata Airlangga di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Airlangga mengatakan pada saat itu, globalisasi yang dikhawatirkan adalah lahirnya digitalisasi. Dalam rapat APEC tahun 90-an, kata Airlangga, disebutkan bahwa globalisasi untuk ASEAN bakal dimulai di tahun 2020.
"Saat ini yang namanya revolusi industri ke 4 dimulai dengan revolusi internet yang dimulai pada tahun 90-an, nah tahun 90-an belum tahu kalau internet efeknya akan seperti hari ini. Hari ini seluruh negara di dunia baru melihat apa efek dari Internet of things," katanya.
Lebih lanjut Airlangga mengungkapkan bahwa pemanfaatan Internet of things ini pertama kali dilakukan oleh Jerman. Jerman pula lah yang mengglobalkan istilah industri 4.0.
"Jadi industri 4.0 mengikat kepada industri di Jerman, Bapak Presiden melihat berkali-kali bahwa kita harus punya roadmap ke sana dan pada saat setelah pertemuan G20 di China, Bapak Presiden ke Alibaba dan saat itu kita sering membahas ekonomi digital dan roadmap," katanya.
Untuk itulah, kata Airlangga, pihaknya menyusun roadmap industri 4.0 dengan bantuan sejumlah pihak. Dengan adanya roadmap ini, diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global, serta dapat menjadikan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia di 2030.
"Sejak saat itu kemenperin mengundang Fraunhover yang menginiasi di Jerman kemudian bekerjasama dengan JETRO, JICA, dan secara khusus dengan AT Kearney untuk menyusun seluruh roadmap dan roadmap itu hari ini sudah kita selesaikan dan kami sampaikan kepada Bapak Presiden," sambungnya.
kehebatan - kehebatan yang mulai muncul di era revolusi industri 4.0 sangat mencengangkan. Melaju kian cepat tahun demi tahunnya. Tidak dipungkiri apabila manusia saat ini harus berpikir keras dan bergerak cepat agar tidak tertinggal oleh trend - trend maupun sistem informasi yang hebat. Di era ini, internet yang kian menjadi primadona serta menjadi kebutuhan dari setiap masyarakat merupakan salah satu faktor pula dalam memajukan ekonomi bangsa. Dibalik kemajuan ekonomi bangsa adanya peran-peran para pemuda yang giat dan peduli dengan kesejahteraan bangsa Indonesia, terkhusus pada sektor pertanian Indonesia.
Peran-peran yang dapat dilakukan pemuda pada sektor pertanian ialah:
1. Mengambil peran besar dalam proses pembuatan kebijakan sektor pertanian
Kebijakan-kebijakan pertanian yang dihasilkan oleh Pemerintah ataupun oleh Pemerintah dan DPR perlu mendapat masukan dan pengawalan yang kritis dan konstrkutif dari para pemuda yang reformis. Pada fase inilah, para pemuda dapat mengeluarkan gagasan-gagasan cemerlangnya guna kemajuan petani dan pertanian Indonesia.
Namun demikian, seyogyanya perlu ada pengetahuan dan pemahaman yang cukup mendalam dan komprehensif terkait kondisi riil pertanian dengan segala permasalahannya serta dengan formulasi jalan keluarnya. Jangan sampai, para pemuda yang memiliki idealisme dan kekuatan cara berpikir tidak mampu mengoptimalkan apa yang mereka miliki untuk peka terhadap permasalahan yang terjadi. Apabila para pemuda memiliki pengetahuan yang mendalam dan punya data-data empirik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi pembuatan kebijakan di sektor pertanian.
Peran besar tersebut tidak hanya berlaku di tataran nasional. Peran yang sama juga bisa diberikan dalam tataran lokal kewilayahan, terutama di era otonomi daerah. Untuk daerah-daerah agribisnis seperti Kabupaten Tegal, para pemuda diharapkan kritis memberikan masukan penting bagi Pemerintah Daerah. Keberpihakan Pemerintah Daerah, baik dalam konteks kebijakan ataupun alokasi anggaran untuk sektor pertanian perlu dikritisi secara cerdas. Adalah hal yang tidak logis apabila sebagian besar penduduk Kabupaten Tegal hidup dari pertanian dan sebagian besar wilayahnya juga wilayah pertanian, namun alokasi anggarannya sangat kecil dibanding sektor yang lain. Membangun pertanian dengan mengentaskan kemiskinan petani – yang notabene bagian penduduk terbesar – adalah sama dengan menyelesaikan sebagian besar masalah yang kita hadapi.
2. Melakukan pengawasan terhadap program-program pertanian
Peran penting tidak hanya berhenti dalam kontribusi pemikiran kebijakan. Satu hal yang juga mendesak adalah bagaimana agar program yang telah disusun dapat direalisasikan sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditetapkan. Banyak program pemberdayaan petani ataupun bantuan untuk petani ternyata tidak dinikmati oleh petani,.
Yang paling nyata dan mudah kita temukan adalah tidak dinikmatinya subsidi pupuk oleh petani. Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah menganggarkan lebih dari Rp. 7 triliun di tahun 2008 dan direncanakan sekitar Rp. 27 triliun untuk tahun 2009 untuk mensubsidi pupuk. Namun, upaya tersebut tampaknya tidak dinikmati petani di lapangan. Di Kabupaten Tegal misalnya, harga eceran pupuk berksar antara Rp. 65 ribu sampai Rp. 75 ribu per kantung. Padahal, dengan subsidi yang diberikan harga tertingginya adalah Rp. 60.000/kantung.
Kenapa hal tersebut terjadi? Setidaknya, kita dapat melihat bahwa proses pengawasan yang wewenangnya diberikan kepada daerah melalui pembentukan Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) tidak berjalan optimal. Disinilah peran pemuda dapat diberikan untuk menambal lemahnya sistem pengawasan tersebut.
3. Melakukan pencerdasan, pendampingan, dan upaya pemberdayaan petani
Pemuda pada dasarnya adalah bagian dari masyarakat. Pemuda Tegal pun juga demikian. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang sebagian besar hidup dari sektor pertanian. Keberadaan pemuda di tengah masyarakat setidaknya dapat memberikan peluang pemberdayaan bagi masyarakat yang rata0rata berpendidikan rendah.
Salah satu hal yang dapat diberikan dalam konteks pencerdasan, pendampingan, dan pemberdayaan petani adalah dengan turut serta membangun kelembagaan petani. Berdasarkan pengalaman masa lalu, pengembangan kelembagaan petani cenderung tidak berlangsung lestari karena pengembangan kelembagaan tersebut tidak secara konsisten disertai dengan pemberdayaan petani. Pemberdayaan petani merupakan upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan petani sehingga secara mandiri mampu mengembangkan diri dan usahanya secara berkelanjutan.
Pemberdayaan petani perlu dilakukan melalui penciptaan iklim kondusif yang memungkinkan petani berkembang, memperkuat potensi dan daya saing yang dimiliki petani, dan memberikan perlindungan yang secukupnya. Untuk itu, pemberdayaan petani merupakan proses pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus-menerus guna meningkatkan partisipasi dan kemampuan petani (pelaku usaha pertanian). Sasaran pemberdayaan adalah meningkatnya kemampuan petani (pelaku usaha pertanian) untuk mengelola usaha dan memanfaatkan akses terhadap sumberdaya lahan, air, alat dan mesin pertanian, permodalan, teknologi dan informasi usaha/pasar.
Ketidakberdayaan petani menghadapi sistem yang tidak menguntungkan perlu mendapat pendampingan dari para pemuda. Ketidakberdayaan mereka menghadapi sistem ijon, rentenir, ataupun ketidakberdayaan menghadapi tengkulak ataupun pedagang dapat dijadikan wahana para pemuda untuk memberikan kontribusinya.
Contoh yang dekat di Kabupaten Tegal adalah advokasi petani tebu. Kelemahan posisi petani tebu dalam penentuan rendemen oleh pihak pabrik tentunya dapat diminimalisisr oleh lembaga pemuda. Para pemuda dapat berperan dalam pengawasan penentuan rendemen yang transparan dan jujur. Apabila ini dilakukan, nilai kerugian yang dialami petani akibat penentuan rendemen yang dinilai kurang tepat dapat dikurangi.
5. Menjadi SDM pembangunan pertanian
Saat ini banyak pemuda Indonesia yang memiliki cita-cita berkiprah diluar sektor pertanian. Tentunya, hal tersebut adalah hal yang wajar dan sah-sah saja. Namun demikian, setidaknya masih diperlukan para pemuda yang memiliki komitmen utnuk terjun membangun sektor pertanian.
Apabila peran pemuda tersebut dapat dilakukan dengan baik dalam sektor pertanian, hal ini menjadi daya dukung terciptanya pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Dengan menciptakan ide-ide cemerlang serta gebrakan tindakan yang nyata dalam sektor pertanian dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada.
sumber :
https://imtciputat.wordpress.com/2009/01/03/peran-pemuda-dalam-membangun-sektor-pertanian/
https://www.google.co.id/search?q=revolusi+industri+4.0&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiC9qfPn4vdAhWGXCsKHS0sBNAQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=ic8Fcvk-6q-eLM:
https://finance.detik.com/industri/d-3952668/apa-itu-revolusi-industri-40
Komentar
Posting Komentar