Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Surat 341

SURAT 341 Pada suatu malam, ibu dan ayah sedang pergi menjenguk paman yang sedang sakit di Bogor. Rasya karena tidak memiliki seorang kakak ataupun adik, iapun harus sendiri di rumah. Biasanya, Mbok Aci selalu menemani Rasya, tapi kali ini Rasya hanya sendiri lantaran Mbo Aci sedang pulang kampung. Malam yang sunyi, Rasya hanya berdiam diri di kamarnya dan fokus belajar di meja belajarnya. Tiba-tiba,"Tok-tok" (suara ketuk pintu), "Assalamu'alaikum!!!" (Suara serak dan pelan seseorang mengetuk pintu dari luar). "Wa'alaikumussalam" (jawab Rasya sambil terkejut), "Siapa coba malem-malem begini berkunjung ke rumah orang" (Gumam Rasya sambil menahan takutnya). Suara yang terdengar   pelan, lama-lama menjadi kencang. Akhirnya Rasya memberanikan diri mengintip dan   membuka sedikit gorden jendela depan rumahanya. Saat membuka jendela, ada muka seorang nenek-nenek berada tepat di depan jendela rumah, "Astaghfirullah" (Rasya berter...

DERMAGA FILANTROPI (Puisi 13)

Gambar
DERMAGA FILANTROPI -Hayi- Perahu berlayar melintasi gelombang lautan Pecah pecah ombak kerap menggoyahkan kendali Ombak ujian yang mengabrasi gelora harapan Terlihat secercah semenanjung sebagai harap utama Sorot mentari menghangatkan hati yang gundah Karena memikirkan hidup penuh enigma Bukit batu berjejer di pesisir pantai Melukiskan mozaik sejarah yang menjadi iktibar Tanda ku kian dekat Tombak haluan diluncurkan untuk menggapai asa Agar kapal merapat di dermaga Mendekatkan rindu yang hilang Kepada sosok pemilik eunoia